aku dipaksa waktu untuk membunuh
membunuh takutku
aku dipaksa waktu untuk memanah
memanah arah
jika angin menggoyah daun sekitarku,
maka biarkan hujan mencium bau tanah basah guyurannya
aku dipaksa waktu menangis
menangisi jarum jam yang berhenti
aku dipaksa waktu meringis
meringis dalam tangis
jika bumi adalah bulat
maka biarkan awan tetap menggantung di sudut pandang
lalu aku tetap diam
Minggu, 10 November 2013
pertaruhan selembar ijasah
apa yang ada di benak anda, seketika membaca judul diatas ?
yaa, ini bukan lelucon atau skenario drama drama an seperti sandiwara jaman kecil dulu.
saya mengalaminya, saya menjadi seorang korban pertaruhan ijasah sekolah terakhir saya yang saya dapat dengan susah payah.
dan parahnya, saya baru tersadar jikalau jaminan selembar ijasah dengan segala tetek bengek kesepakatannya adalah TIDAK SESUAI!
kenyataannya, orang tua saya tidak serta merta mengeluarkan nominal rupiah yang cukup banyak untuk hanya mendapatkan selembar ijasah tersebut (NOMINAL > GAJI SAYA). sedangkan, saya harus bekerja dengan hasil belajar saya, dengan keterampilan saya, dan harus mempertaruhkan ijasah hanya demi nominal rupiah yang sama sekali tidak sebanding dengan uang per bulan yang orang tua saya keluarkan dulu.
adil tidak ??
jelas tidak.
lalu bagaimana membuat semuanya adil ??
belum ada jalan untuk merubah semuanya menjadi adil.
tapi, yang pasti saya segera mengadilkan semuanya.
yaa, ini bukan lelucon atau skenario drama drama an seperti sandiwara jaman kecil dulu.
saya mengalaminya, saya menjadi seorang korban pertaruhan ijasah sekolah terakhir saya yang saya dapat dengan susah payah.
dan parahnya, saya baru tersadar jikalau jaminan selembar ijasah dengan segala tetek bengek kesepakatannya adalah TIDAK SESUAI!
kenyataannya, orang tua saya tidak serta merta mengeluarkan nominal rupiah yang cukup banyak untuk hanya mendapatkan selembar ijasah tersebut (NOMINAL > GAJI SAYA). sedangkan, saya harus bekerja dengan hasil belajar saya, dengan keterampilan saya, dan harus mempertaruhkan ijasah hanya demi nominal rupiah yang sama sekali tidak sebanding dengan uang per bulan yang orang tua saya keluarkan dulu.
adil tidak ??
jelas tidak.
lalu bagaimana membuat semuanya adil ??
belum ada jalan untuk merubah semuanya menjadi adil.
tapi, yang pasti saya segera mengadilkan semuanya.
Langganan:
Postingan (Atom)